Jumat, 06 Maret 2009

Terlalu banyak yang menjadi beban orang lain

Terkadang kita tidak menyadari atas dasar kontribusi apa kita bisa hidup dan makan. Apakah yang kita makan sudah seimbang dengan kontribusi terbaik yang kita sumbangkan. Apabila tidak jangan-jangan judul di atas terjadi dalam diri kita. Mudah-mudahan tidak sama sekali. ya..sesekali memang kita perlu merenung. Cukup layakah apa yang kita nikmati saat ini dengan usaha dan kerja keras yang kita perjuangkan. Seperti kata "bang Dedi Mizwar" dalam sebuah iklan dalam rangka 100 tahun Kebangkitan Nasional...."bangkit adalah malu, malu karena terus menerus menjadi benalu" atas keringat orang lain...hi..ngeri juga. Mudah-mudahan sekali lagi tidak, tidak, dan tidak terjadi atas diri kita. Kenapa? ya..karena hidup adalah untuk memberikan manfaat dan kontribusi pada kemaslahatan bersama. Untuk bisa maju semua harus memberikan kontribusi terbaik. Dari mana orang bisa hidup kalo kerjaannya hanya nongkrong dan hura-hura. Bagaimana orang tetap bisa hidup sementara dia terus-menerus mengeluh dan bermalas-malasan. Jawabanya sederhana ....Dia hidup atas keringat orang lain! Mungkin orang tuangya, saudara, teman, atau bahkan mungkin para tukang yang bekerja keras membangting tulang.